Tertekan IMF, Rupiah Melemah ke Rp14.150 per Dolar AS
Diterbitkan pada
Rabu, 10 April 2019
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (10/4) diperdagangkan di level Rp14.150 per dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, rupiah melemah 0,12 persen terhadap dolar AS dibandingkan Selasa (9/4) yang di level Rp14.133 per dolar AS.
Pagi hari ini, sebagian mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Peso Filipina melemah 0,1 persen, ringgit Malaysia melemah 0,09 persen, baht Thailand melemah 0,04 persen, dolar Singapura melemah 0,03 persen, yen Jepang melemah 0,02 persen, dan won Korea Selatan melemah 0,01 persen.
Di sisi lain, terdapat mata uang yang menguat terhadap dolar AS seperti dolar Hong Kong sebesar 0,04 persen. Sementara itu, mata uang negara maju mengalami pelemahan seperti dolar Australia sebesar 0,08 persen, euro sebesar 0,05 persen, dan poundsterling Inggris sebesar 0,01 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sejatinya rupiah bisa menguat pada hari ini. Namun, ada serangkaian sentimen negatif yang mempengaruhi pembukaan rupiah pagi ini.
Salah satunya dari harga minyak. "Harga minyak yang mencapai titik tertinggi dalam lima bulan terakhir menjadi sentimen negatif bagi rupiah mengingat Indonesia adalah importir minyak," katanya kepada CNNIndonesia, Rabu (10/4).
Dengan kenaikan harga tersebut, kebutuhan dolar AS ke depan akan semakin meningkat. Sentimen lain datang dari pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2019 yang dilakukan IMF.
IMF kemarin memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,5 persen ke 3,3 persen. Pemangkasan proyeksi tersebut akan membuat pelaku pasar ketar-ketir untuk menanamkan dananya di aset berisiko, termasuk rupiah.
Akhirnya, mereka melarikan uang mereka ke dolar AS sebagai aset aman. "Untuk hari ini, rupiah ditransaksikan di level Rp14.115 hingga Rp14.180 per dolar AS," ujar Ibrahim.
Kembali