IHSG Diramal Terseret Jatuhnya Imbal Hasil Obligasi AS

Diterbitkan pada Selasa, 26 March 2019

Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi semakin merosot pada perdagangan Selasa (26/3). Jatuhnya imbal hasil (yieldobligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memicu pelemahan pasar saham Indonesia.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengungkapkan ketidakpastian ekonomi global kian terasa setelah yield obligasi dari negeri Paman Sam itu menyusut. IHSG pun cenderung bergerak fluktuatif.

"Pergerakan indeks diperkirakan masih fluktuatif didorong oleh ketidakpastian terutama dari sentimen global setelah yield obligasi pemerintah AS menunjukkan tanda resesi," papar Dennies melalui risetnya.
 
Ia meramalkan IHSG bergerak cukup lebar dari 6.300 sampai 6.500. Tepatnya, indeks akan berada dalam level support 6.342-6.376 dan resistance 6.459-6.508.

Sebaliknya, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko berpendapat IHSG akan bangkit (rebound) dan kembali ke area 6.500. Hal ini lantaran tekanan dari regional sudah berakhir.

"Sekarang waktunya untuk tren naik ke 6.510-6.550 yang sempat tertunda akan berjalan kembali," ungkap Yuganur dalam risetnya.
 
Ia meramalkan IHSG bergerak cukup lebar dari 6.300 sampai 6.500. Tepatnya, indeks akan berada dalam level support 6.342-6.376 dan resistance 6.459-6.508.

Sebaliknya, Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko berpendapat IHSG akan bangkit (rebound) dan kembali ke area 6.500. Hal ini lantaran tekanan dari regional sudah berakhir.

"Sekarang waktunya untuk tren naik ke 6.510-6.550 yang sempat tertunda akan berjalan kembali," ungkap Yuganur dalam risetnya.
 
Diketahui, IHSG ambruk pada perdagangan terakhirnya dengan pelemahan sebesar 1,74 persen dan mengakibatkan indeks kembali ke level 6.411. Beruntung, aksi jual asing tidak terlampau besar, sehingga mereka hanya tercatat jual bersih (net sell) di all market sebesar Rp81,88 miliar.

Kondisi ini beriringan dengan pelemahan bursa saham regional. Di Jepang misalnya, indeks Nikkei225 melemah 3,01 persen, indeks Hang Seng di Hong Kong 2,03 persen, dan indeks Kospi di Korea Selatan 1,92 persen.

Sementara, koreksi yang terjadi di bursa saham Wall Street tak sebesar di Indonesia dan bursa regional. Pada penutupan tadi malam, S&P500 terpantau turun 0,08 persen, Nasdaq Composite 0,07 persen, dan NYSE Composite 0,03 persen.


Kembali